Tragedi Mesir dan Suriah, DIMANAKAH IMAN KITA?
Kita membaca tarikh & musuhpun menyimak
sejarah; Al Aqsha & Palestina selalu dibebaskan
dari paduan 2 arah; #Mesir & #Suriah . Ini pertarungan. Khalid dari arah Suriah & ‘Amr ibn Al ‘Ash dari
arah Mesir; maka Allah memilih Abu ‘Ubaidah
membebaskan Al Aqsha & ‘Umar menerima
kuncinya. Setelah mengambil-alih Mesir dari kebobrokan
Fathimiyah & mewarisi Nuruddin Mahmud Zanki di
Suriah; Shalahuddin Al Ayyubi membebas Al
Aqsha. Maka hari ini; kaum Muslimin yang sempat
tersenyum oleh Mursi di Mesir & menaruh harap
pada Mujahidin di Suriah; harus lagi memanjang
sabar. Banyak kepentingan yang belum merelakan 2
negeri ini menjadi pangkalan perjuangan agar
Ummat kembali dapat shalat & beri’tikaf di Al
Aqsha. Hendaknya lalu kita tahu; kepedulian soal Mesir &
Suriah bersatumuara ke iman kita, cinta kita, rindu
kita; tuk menziarahi Al Aqsha merdeka. Hari-hari ini Mesir gegap gempita; “Suara damai
ini lebih tajam dari peluru; tekad kami lebih baja
dari senjata”; maka Allah menguji mereka. Allah menyiramkan darah agar bumi Mesir subur;
mengambil syuhada’ agar anak-anak sejarah
tahu betapa mahal & berharga apa nan
diperjuangkan. Juga sejak 2 tahun sebelumnya; Suriah telah
membayarkan 100.000 nyawa; tapi mata dunia
belum utuh terbuka bahwa musuh kemanusiaan
ini nyata. Maka hari ini; jika puasa terasa melemahkan; jika
tarawih melelahkan; jika tilawah memayahkan;
mari menatap sejenak ke arah Mesir & Suriah. Sebab mereka nan mewakili kita di garis depan
iman; dibakar musim panas, direpotkan hajat,
dicekam ancaman, disuguhi besi & api; tapi teguh. Mereka nan darahnya mengalir dengan tulang
pecah; tapi tak hendak membatalkan shaum sebab
ingin syahid berjumpa Rabbnya dalam keadaan
puasa. Mereka gadis-gadis belia yang menulis nama di
tangannya; agar jika syahadah menjemput & jasad
remuk tiada yang susah bertanya siapa namanya. Hari ini ketika kolak & sop buah tak memuaskan
ifthar kita; tataplah sejenak ke negeri yang kucing
pun jadi halal karena tiadanya makanan. Hari ini sungguh kita ditampar Allah dengan Mesir;
dengan kepahlawanan mereka nan lebih suka
bertemu Allah daripada hidup membenarkan tiran. Hari ini sungguh kita ditampar Allah dengan Suriah;
ketika kisah Ibu yang memasak batu &
menidurkan anaknya dalam hujan peluru adalah
fakta. Sebab mungkin 60 tahun penjajahan kiblat
pertama, masjid suci ketiga, & penzhaliman atas
ahlinya belum utuh mencemburukan hati imani
kita. ~ Salim A. Fillah