Bangunlah Dari Mimpi! (Selesai)

Bangunlah Dari Mimpi! (Selesai).

Bangunlah Dari Mimpi! (Selesai) Nabi mengatakan bahwa ibadah akan ditolak oleh Allah kalau ibadah itu tidak dilakukan dengan Ikhlas. Bagaimana mungkin ibadah bisa ikhlas kalau dalam hati sanubari masih bersemayam unsur yang menyebabkan hati tidak ikhlas yaitu Iblis beserta bala tentaranya. Selama Iblis dan tentaranya masih bersemayam dalam hati manusia maka selamanya manusia tidak ikhlas beribadah dan ibadahnya akan ditolak. Iblis tidak akan takut dengan bacaan ayat-ayat Tuhan yang diproduksi oleh mulut kita bahkan Iblis sangat fasih melantunkan ayat-ayat Tuhan. Bagaimana mungkin Iblis bisa dilawan, umurnya jutaan tahun, bisa keluar masuk kemana saja bahkan dia bisa keluar masuk ke surga, sedangkan
kita??? Hanya satu yang ditakuti oleh Iblis yaitu Allah!. Ketika hati disinari dengan Kalimah Allah, di isi dengan Nur Allah maka segala unsur-unsur setan dalam diri, Iblis beserta balatentaranya akan lenyap dengan sendirinya. Pelajaran ini hanya ada di Tarekat tidak ditempat lain. Kalau kita buka surat Al-Ikhlas maka disana tidak ada satu kata Ikhlas pun disebutkan. Ini bermakna bahwa sebenarnya ikhlas itu tidak ada dan manusia tidak akan mampu mencapai derajat Ikhlas kecuali ruhani nya dibimbing oleh Rasulullah SAW. Guru Sufi mengatakan, “Kalau sudah ikhlas maka sudah ada Tuhan disana”. Ketika hati manusia telah bersemayam nur Allah maka secara otomatis hatinya akan menjadi Ikhlas karena Sang Maha Ikhlas ada disana. Jadi tidak perlu menerka- nerka apakah ibadah kita atau tidak, selama hati belum mengenal Allah dengan baik maka selama itu pula ibadah tidak akan mencapai tahap ikhlas dan ibadah seluruhnya tertolak. Maka lupakan ibadah-ibadah yang telah anda kumpulkan bertahun-tahun karena itu tidak akan bisa menyelamatkan diri anda. Segera upgrade ibadah anda dari ibadah jasmani kepada ibdah ruhani sehingga anda mengenal Allah dengan benar baru kemudian menyembahnya. Ada sebuah pengalaman menarik ketika saya bersama Guru. Ketika mengabdi, saya sering diminta oleh Guru untuk memijit kaki Beliau setelah seharian Beliau lelah melayani murid-murid dan orang-orang yang datang baik meminta nasehat maupun orang-orang yang ingin berobat dengan metode Dzikirullah. Ketika Beliau tidur dan sudah dalam keadaan pulas, terdengar halus suara nafas dan Beliau benar-benar dalam kondisi tertidur pulas. Saya berhenti untuk memijit. Sepengetahuan saya seorang Guru Muryid itu tidak pernah tidur. Dalam hati saya berkata, “Katanya Guru Mursyid itu tidak pernah tidur, tapi ini kenapa tertidur pulas tanpa sadarkan diri?” Belum selesai saya berkata dalam hati, tiba-tiba Beliau bangun dan langsung membentak saya, “Siapa yang mengatakan Guru Mursyid itu tidur?” saya sangat kaget karena Beliau tiba-tiba bangun dan mengatakan itu dengan
keras. Beliau tertidur lagi dengan pulas. Kemudian baru saya pahami bahwa orang-orang yang ruhaninya telah disucikan, dalam keadaan tidur dan terjaga tetap bisa mengingat Allah bahkan bisa membaca isi hati orang lain. Guru tetap tertidur mengikuti alamiah manusia sedangkan Mursyid yang merupakan ruhani Guru tidak pernah tidur, Mursyid selamanya terjaga. Itulah sebabnya, seorang murid yang bermunajat kepada Allah dengan menyebut nama Guru Mursyidnya akan terus tersambung kepada Allah sampai kapanpun, selamanya dari dunia sampai ke
akhirat kelak. Ruhani Guru Mursyid itu pada hakikatnya adalah Wasilah yang berasal dari Allah, dengan Wasilah itulah manusia bisa berkomunikasi dengan Allah. Orang yang memiliki Guru Mursyid akan terus dibimbing siang dan malam, dimanapun dan kapanpun, terus menerus mendapat pelajaran karena ruhaninya telah hidup sehingga bisa menerima pelajaran dari Allah Yang Maha Hidup. Hakikatnya yang membimbing itu bukan Guru karena Guru mempunyai keterbatasan, yang membimbing itu adalah Allah sendiri setelah mengetahui metodenya yaitu Tariqatullah. Di malam penuh berkah ini, saya mengucapkan selamat kepada sahabat-sahabat yang akan mengunjungi alkah-alkah zikir, bertawajuh menghadapkan wajah kepada Wajah Allah SWT dibawah bimbingan Guru Mursyid yang Kamil Mukamil. Begitu luar biasanya Tawajuh berjamaah ini sehingga Rasulullah menyebutnya sebagai Taman Surga. Untuk mengobati kerinduan akan Taman Surga bisa dibaca tulisan yang pernah saya tulis dengan judul Taman Surga. Mengakhiri tulisan ini, marilah kita segera menghidupkan ruhani dengan Dzikirullah (Ingat Kepada Allah) sehingga dari dunia ini kita telah terbangun, sadar sepenuhnya, dengan demikian ketika kita mati kita tidak seperti orang yang terbangun dari mimpi.

Semoga Tulisan ini bermanfaat, salam.

Bangunlah Dari Mimpi (2)

Bangunlah Dari Mimpi (2).

Bangunlah Dari Mimpi (2) Ketika ruhani diajarkan agama oleh Arwahul Muqadasyah Rasulullah saw yang disalurkan oleh waliyamursyida, maka ruhani manusia akan mampu memandang hal-hal yang selama ini dianggap gaib. Ketika ruhani telah “dihidupkan” maka dia akan mampu mencapai alam Rabbani sehingga hal yang paling gaib sekalipun akan menjadi nyata. Benar ucapan Ali bin Abi Thalib: “Manusia di dunia ini sesungguhnya sedang tidur. Manakala mati, mereka bangun” karena alam setelah kematian menjadi gaib atau abstrak bagi manusia yang sedang hidup, ketika manusia meninggal, alam kubur menjadi nyata dan alam dunia ini akan menjadi alam gaib atau abstrak baginya. Bagi orang yang telah meninggal dunia, alam kubur dengan segala isinya akan menjadi nyata (hidup) dan alam dunia akan menjadi abstrak (mimpi) baginya. Alam kubur atau alam setelah kematian tidak akan bisa ditembus oleh jasmani manusia karena dimensinya berbeda, itulah sebabnya bagi kalangan awam, alam kubur itu menjadi sebuah misteri, hal yang tidak bisa terungkap. Berbeda dengan orang yang ruhaninya telah di isi dengan Kalimah Allah (ruhani nya telah diajarkan) atau telah mengalami apa yang di istilahkan oleh Rasulullah sebagai “Mati sebelum mati” maka ruhaninya akan bisa menembus alam kubur bahkan alam akhirat sekalipun. Dalam surat Al-Fatihah Allah menyebutkan “Aku adalah Raja Akhirat”, artinya Allah berada dalam dimensi akhirat, itulah sebabnya ketika ruhani manusia belum dihidupkan, belum bisa menembus alam akhirat maka Allah tidak akan bisa dijangkau sama sekali. Akal akan mengalami jalan buntu ketika ingin menjangkau Allah yang berada di dimensi berbeda. Ilmu agama yang dipelajari di sekolah, di pasantren atau universitas Islam adalah ilmu agama untuk jasmani manusia bukan untuk ruhani manusia. Disana hanya diajarkan sifat malaikat tapi
tidak diajarkan teknik atau cara berjumpat dengan malaikat. Disana hanya diajarkan tentang Tuhan, nama dan sifat-Nya tapi tidak diajarkan cara berjumpa dan memandang wajah-Nya. Ketika kita terlalu fokus kepada pelajaran-pelajaran jasmani, maka ruhani akan merana, ruhani selamanya tidak berada dalam agama, Ketika ruhani tidak berada dalam Agama atau tidak Islam, maka selama dia akan penasaran tentang alam kubur, alam akhirat, hal-hal yang berhubungan dengan kematian, dalam lubuk hati yang paling dalam dia pasti merasakan takut akan kematian dan selamanya tidak mampun menjawab nasib apa yang dialami setelah kematian. Sementara ruhani yang telah di isi dengan Kalimah Allah, dari dunia telah beserta dengan Allah maka dia tidak lagi penasaran akan hal-hal setelah kematian karena ruhaninya telah mampu menembus alam setelah kematian. Rasulullah SAW dalam isra’ mijrak mampu melihat surga dan neraka, melihat hal-hal yang tidak bisa dijangkau dengan akal karena ruhani Beliau telah melewati batas-batas alam dunia ini. Seharusnya ummat Nabi juga harus mampu menembus alam duniawi sehingga ruhaninya dari sekarang sudah berada di alam akhirat, alam Rabbani, Alam dimana manusia dengan Tuhan begitu dekat dan akrab. Di akhir zaman ini manusia penasaran tentang wujud Tuhan sementara dia dengan yakin menolak cara untuk bisa mencapai yaitu Tareqatullah. Ketika tarekat dengan medote luar biasa warisan Rasulullah di tolak, diangap bid’ah maka saat itulah manusia menjadi bingung akan eksistensi Tuhan. Manusia hanya bisa berbicara tentang apa yang tertulis dalam kitab suci tapi tidak mampu menembus dimensi lain dari kitab suci itu sendiri yaitu dimensi tanpa batas atau dimensi tak terhingga. Kemudian manusia hanya memahami agama secara jamaninya akan lalai dengan ibadah-ibadah rutin, meyakinkan diri bahwa dia telah shaleh, telah melaksanakan perintah agama dengan baik tanpa bisa naik kepada dimensi selanjutnya. Tuhan tidak bisa dijangkau dengan akal maka pelajaran agama yang diterima akal akan hilang ketika manusia tidur, akan hilang ketika manusia tidak sadar dan akan lenyap ketika manusia berada di alam setelah kematian. Lalu bekal apa yang diandalkan manusia menghadapi pertanyaan malaikat setelah kematian tentang “Siapa Tuhanmu?”. Ketika tidur pun dia tidak mampu menjawab pertanyaan itu bagaimana mungkin dia bisa menjawab pertanyaan itu setelah mati, sementara akal pikiran tempat ilmu agama itu tersimpan juga sudah tidak ada lagi. Artinya dia tidak bisa menjawab sama sekali pertanyaan- pertanyaan yang diajukan malaikat dan kalau pertanyaan itu tidak bisa dijawab maka tempatnya sudah jelas dimana, disiksa selamanya. Kalau hanya mengandalkan amal ibadah, bagaimana mungkin amal ibadah bisa diterima kalau semasa di dunia ruhaninya tidak mengenal Allah sama sekali. Lalu siapa yang disembah dalam setiap ibadah? Wajah siapa yang hadir dalam ibadahnya? Sedangkan wajah Allah Yang Maha Agung tidak pernah dikenal sama sekali. Bersambung

Pemuda Bertemu Nabi Khidir

Pemuda Bertemu Nabi Khidir.

Disalah satu ponpes di Jombang ada seorang Santri
yang ingin membuktikan untuk bertemu dengan Nabi
Khidir secara yadho’ (sadar) bukan dengan mimpi
dan dia mendatangi kia pemimpin pondok dan
mengutarakan maksud hatinya kepada yai. Mbah Yai terdiam dan berkata;” Le awakmu nek
kepingin kepetthuk Nabi khidir mengko Sholat Jumat
awakmu nang masjid sing awal-awal lan mulih sing
paling akhir yo, lakoni riyadhoh iku 41X sing
istiqamah gak oleh kepeddot meskipun siji jum’at
(Kamu kalau ingin bertemu dengan Nabi Khidir Syaratnya harus datang sholat Jumat harus datang
pertama kali sebelum ada orang yang datang dan
pulang dari masjid yang paling akhir sesudah semua
orang pulang dari masjid lakukan itu 41x jumat tanpa
ada 1 jumat pun yang terlewat) “Engkuk nek mari 41x jumat (jumat terakhir)
awakmu kepetthuk karo wong terakhir lewat nang
masjid awak salaman ambek wong iku yo le” (Nanti
kalo sudah sampai pada sholat jumat yang ke 41
atau jumat yang terakhir, ketika kamu keluar dari
masjid ketemu dengan orang yang lewat di depan masjid siapa saja orang yang tidak kamu kenal kamu
salaman ya dengan dia) Jawab Santri: Inggih Yai
Akhirnya sang santri melanjutkan riyadhohnya
dengan melakukan sholat Jumat datang paling Awal
(sebelum masjid dia sudah datang duduk di serambi
masjid) dan Pulang Paling Akhir (setelah masjid
ditutup) beliau lakukan dengan Istiqamah jika di kalkulasi maka waktu yang dia lakukan (1 bulan = 5
jumat maka 41 jumat = 8 bulan lebih 1 jumat) Setelah Jumat yang ke 41x dia datang kepada mbah
yai ingin memberitahu bahwa riyadhoh dia sebentar
lagi akan berakhir dan ingin meminta Nasehat Mbah Yai: “Sekarang adalah jumat yang terakhir
nanti sepulangnya dari masjid ketika kamu bertemu
dengan orang Asing Yang tidak di kenal kamu jabat
tangannya dan bersalaman minta doa’ darinya ya” Santri : “Iya mbah” Singkat Cerita setelah Pulang dari Masjid dia
menunggu orang yang terlihat Alim dan Aneh yang
tidak di kenal, hanya saja yang ditunggu tidak datang
kebetulan lewat penjual Gado2 yang sedang
menjajakan Dagangannya.Akhirnya Pulanglah dia
dengan kecewa sambil bertanya-tanya apa maksud mbah yai menyuruhnya menunggu bersalaman
denganorang yang tidak dikenal Mbah Yai : “Gimana sudah ketemu dengan Nabi
khidir” ? Santri: “Belum Yai Nabi Khidirnya tidak datang, yang
ada kebetulan lewat orang penjual gado2 yai” Mbah Yai: ” Cung Jumat Depan –Jumat yang ke 42
kamu lakoni riyadhoh kamu tetap seperti biasanya
ingan ketemu dengan orang yang paling akhir kamu
temui dari masjid siapa saja kamu jabat tangannya
ya dan bersalama” Santri : “Iya Mbah”
Pada Jum’at yang ke 42
Sang Santri tetap seperti biasa melanjutkan
riyadhohnya Duduk di serambi masjid seperti biasa
menunggu semua jema’ah bubar “Ketika beliau asyik menunggu dan dengan waspada
meliahat di sekeliling masjid, akhirnya tampak dari
kejahuan seorang China laki-laki yang memakai
celana Pendek berjalan menuju ke arah dirinya,
Muncullah Gejolak dalam dirinya apakah dia harus
bersalaman dengn beliau seperti perintah dari gurunya ataukah membiarkannya begitu saja ”
Santri: ” Tidak mungkin orang cina ini Nabi Khidir dia
itu orang China Nabi Khidir” (Orang China
kebanyakan pada saat itu beragama Budha atau
konghucu) karena tidak mendapat respon Orang cina
tersebut segera berlalu. Lebih baik saya Pulang Saja (Nafsu telah mengalahkan ketaatannya pada sang
guru rupanya, pulanglah santri dengan langkah
gontai dengan kecewa dengan berbagai macam
prasangka kepada Gurunya terutama sekali
kepercayaan beliau kepada mbah yai sudah
berkurang) Setelah pulang dari masjid masuklah beliau menemui
mbah Yai di rumahnya (Ndalem) Mbah Yai: “Piye Cung , sudah ketemu dengan Nabi
Khidir?” Santri: “Mboten yai, tidak ketemu dengan nabi khidir
ketemunya setelah pulang bertemunya dengan
orang cina pake kolor / celana Pendek yai” Mbah Yai: ” Ingat Jumat ke 43 —- Jumat terakhir
kamu tetap riyadhoh seperti biasa ingat ketemu
dengan orang siapa saja kamu salaman minta do’a
dari dia, jangan nafsu dan prasangka mu
mengalahkan ketaatanmu kepada diriku cung, Kalo
kamu tidak taat kepada nasehat dan perintahku maka selamanya kamu tidak bertemu dengan nabi
khidir, Wis Berangkatlah Cung ” Santri: “Inggih Yai” (iyah Kiai) Jumat Yang Ke 43 Singkat cerita) Sang Santri menunggu di serambi masjid dengan
sabar sambil mengingat pesan sang guru (jika dia
tidak patuh dan berprasangka buruk maka dia tidak
akan bertemu dengan nabi khidir) Tiba2 terlihat dari jauh pengemis berpakaian
compang camping yang berbau tidak enak yang
dikerubungi lalat yang berjalan tertatih-tatih. Kaget melihat pemandangan tersebut sontak sang
santri turun dari serambi mesjid berlari mengejar
sang pengemis dan berusaha menghentikan sang
pengemis. Santri: Mbah2 berhenti mbah berhenti mbah berhenti
(tanpa ba bi bu dia bersalaman mencium dan
memegang tangan pengemis yang penuh luka (luka
koreng) tanpa rasa jijik sedikitpun Pengemis / Nabiyullah khidir (Dengan tenang) :” Ono
opo nduk awakmu kate ketemu karo aku (Ada apa
nak kamu ingin bertemu dengan diriku)” Santri: “Oh Nabiyullah Khidir ada yang ingin saya
tanyakan dan Ada yang ingin Anda doakan kepada
diriku?’ Pengemis / Nabiyullah khidir: “Silahkan?” Santri: “Wahai Nabiyullah telah lama saya menunggu
Anda 42 Jumat Saya menunggu Anda tetapi
mengapa Anda tidak menemui saya’?” Pengemis / Nabiyullah khidir : ” Bukankah guru
yaimu berpesan untuk bersalaman dengan setiap
orang yang kau temui terakhir kali setelah selesai
sholat Jumat, Bukankah Gurumu menyuruhmu
secara tidak langsung untuk menemui dan
bersalaman meminta do’a kepada penjual Gado2 dan Orang Cina memakai kolor/celana pendek”? Nafsu
dan prasangkamu kepada Mbah Yai mu telah
mengalahkan bashirah (mata hati) mu sehingga
terhijab dari diriku’ Santri: ” Anda Betul wahai Nabiyullah Khidir”, Wahai
Nabiyullah berdoalah Anda kepada Allah tentang
diriku, karena Do’amu adalah Istijabah nabiyullah? Pengemis / Nabiyullah khidir : ” Baiklah Apa
permintaanmu, ingin kekayaan,sebutkan saja’? Apa
yang harus aku mintakan do’a kepada Allah Santri : ‘ Wahai Nabiyullah Saya Hanya ingin Anda
mendoakan saya mendapat kebaikan dan dilindungi
dari segala keburukan di dunia dan akhirat (do’a
sapu jagad) Pengemis / Nabiyullah khidir : ” Baiklah akan saya
do’akan agar engkau mendapat kebaikan dan
dilindungi dari segala keburukan di dunia dan
akhirat” Sang Santri akhirnya pulang / kembali ke pondok Sang Santri kembali kepondok dan langsung
kedalem (rumah mbah yai) untuk menceritakn
pengalaman supra yang telah dialaminya kepada
mbah yai, dan langsung disambut oleh beliau: Mbah Yai : “Cung piye wis ketemu karo nabi khidir
awakmu minta di dunga’no opo ae karo nabi khidir?” Santri: “(dengan keheranan dan dengan perasaan
bersalah) Inggih Yai Kulo nyuwun nyapuro sing
sanget, (iya Kyai saya telah bertemu dengan beliau
(Nabi Khidir) ) saya meminta maaf kepada kyai
karena tidak menuruti perintah yai pada jumat ke 41
dan ke 42) Kulo boten nyuwun nopo2 kunyo nyuwun di dunga’no selamet dunia maring akhirat mawon
(Saya tidak minta harta kyai hanya ingin di doakan
selamat dunia akhirat saja tidak lebih) Mbah Yai: ” Cung Awakmu sesuk metu yo teko
pondok, wis dak usah mulang maneh nang kene,
awakmu ngaweo pondok yo”(Cung mulai besok
kemasi barang2 mu dari pondok, kamu keluar dari
pondok dan berdakwahlah kamu di daerah asalmu)” Santri : “Inngih yai Kula laksanaaken perintah nipun
panjenengan (iya kyai saya laksanakan)” Berbagi

Islam bisa

Bangunlah Dari Mimpi! (1)

Bangunlah Dari Mimpi! (1).

“Manusia di dunia ini sesungguhnya sedang tidur. Manakala mati, mereka bangun” Ali bin Abi Thalib Tuhan memberikan akal kepada manusia agar manusia mampu berfikir secara baik tentang alam dan ciptaan Tuhan sehingga bisa memberikan manfaat kepada manusia. Dengan akal manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Akal manusia dengan kemampuan yang begitu luar biasa mampu menyerap dan mengolah informasi sehingga menghasilkan hal-hal yang luar biasa. Walaupun mempunyai kemampuan yang hampir tak terbatas, akal manusia diberi batasan oleh Tuhan, hanya mampu memikirkan hal-hal selain Tuhan. Ketika berhubungan dengan Dzat Tuhan, maka akal akan mengalami kebuntuan, akal tidak mampu membahas apapun tentang dzat Tuhan, mengapa? Tuhan menciptakan manusia terdiri dari 2 unsur yaitu jasmani dan rohani. Akal termasuk ke dalam unsur jasmani yang melekat dengan tubuh manusia. Akal hanya bisa bekerja ketika manusia sadar dan normal, ketika manusia tidak sadar maka akal tidak berfungsi sama sekali. Sebagai contoh sederhana, dalam keadaan tidur, manusia bodoh dengan professor sama-sama tidak sadar, tidak akan mampu menjawab pertanyaan apapun walaupun pertanyaan itu sangat sederhana. Orang bodoh dan professor dalam keadaan tidur ketika ditanya, “Berapa 1 +1”, keduanya tidak bisa menjawab. Kalau dalam keadaan tidur saja tidak bisa menjawab pertanyaan sederhana, bagaimana mungkin akan bisa menjawab pertanyaan setelah mengalami kematian. Ketika masuk ke dalam kubur dan datang malaikat menanyakan, “Siapa Tuhanmu?” bagaimana mungkin dia bisa menjawabnya kalau hanya mengandalkan akal. Akal sekali lagi mempunyai dimensi terbatas, itulah sebabnya Tuhan melarang manusia memikirkan dzat Tuhan karena memang akal tidak akan mampu memikirkannya. Akal berada dalam dimensi dunia sedangkan Dzat Tuhan berada dalam
dimensi tak terhingga. Akal termasuk baharu sedangkan Dzat Tuhan bersifat Qadim. Karena manusia mempunyai dua unsur, jasmani dan rohani, maka di dalam beragama khususnya ber-Islam, kedua unsur ini harus disentuh, harus diajarkan agar manusia ber-Islam secara jasmani dan rohani. Untuk mengislamkan rohani kita tidak akan pernah kekurangan Guru, begitu banyak di dunia ini Guru yang mengajarkan Islam secara jasmani. Islam yang diajarkan kepada jasmani itu sayangnya tidak menyentuh sama sekali kepada ruh manusia karena keduanya mempunyai dimensi yang berbeda. Untuk bisa meng-Islam-kan ruh, diperlukan ruhani yang dimensi lebih tinggi yaitu ruhani para Rasul dan Para Wali yang telah mencapai tahap kamil mukamil (suci lagi bisa mensucikan). Untuk bisa meng-Islam-kan ruh dari manusia diperlukan sebuah metodologi atau cara atau dalam bahasa Arab disebut Tareqatullah. Dengan Tareqatullah atau popular dengan tarekat inilah ruh
manusia bisa dicucikan, diajarkan cara menyebut nama Tuhan sehingga ruh menjadi Islam. Kalau ruh manusia tidak diajarkan cara menyebut nama Tuhan, maka selamanya ruh akan merana sejak di dunia sampai ke akhirat kelak. Cara menyebut nama Tuhan, cara berkomunikasi dengan Tuhan harus dipelajari dan pengajarannya harus diselesaikan sebelum ajal menjemput. Di alam kubur dan alam setelahnya tidak ada lagi pelajaran itu. Kalau semasa hidup di duni tidak bisa berkomunikasi dengan Tuhan maka sampai di alam kubur dan alam selanjutnya tidak akan bisa berkomunikasi dengan Tuhan. Kenapa hampir kebanyakan orang yang mengaku paham dengan agama ketika sampai kepada pembasahan tentang “Dzat Tuhan”, “Memadang wajah Tuhan” dan “Berbicara dengan Tuhan” mereka mundur secara teratur bahkan hal-hal seperti ini dianggap tabu, dengan dalih “Jangan kau pikirkan Dzat-Ku” akhirnya hal yang paling pokok ini terlupakan atau sengaja tidak dibahas. Jawabannya karena mereka hanya berbicara tentang agama secara Jasmani tanpa menyentuh ruhani sama sekali.

Bersambung

Sufi muda

Klub Sepak Bola Bayern Munich Siap Bangun Masjid

frank-ribery-jpeg-image_.jpg.

Untuk membantu para pemain Muslim melaksanakan ibadahnya, klub sepak bola
Jerman, Bayern Munich memutuskan untuk
membangun masjid. Klub sepak bola Jerman ini, seperti dilansir
OnIslam.net, Selasa (21/5/2013), berencana
membangun masjid di arena stadion Allianz. Masjid
dibangun untuk memfasilitasi pemain sepak bola
Muslim dan penonton dari komunitas Muslim di
Jerman. Permohonan pembangunan masjid ini dimotori oleh
pemain tengah Franck Ribery, seorang pemain sepak
bola Prancis yang bergabung dengan Bayern Munich
sejak tahun 2007 silam. Saat itu Franck Ribery baru
memeluk Islam. Franck Ribery pada mulanya meminta disediakan
ruangan kecil sebagai mushalla untuk melaksanakan
shalat, namun di luar dugaan pihak manajemen
memutuskan untuk membangun masjid. Masjid baru
ini nantinya akan dilengkapi dengan ruang imam dan
perpustakaan. Pihak manajemen mengumumkan bahwa mereka
akan menyediakan 85% biaya pembangunan masjid .
Sisanya, 15%, ditanggung dari dana patungan para
pemain Muslim dan donatur. Pernyataan ini
diumumkan kepada publik melalui situs resmi
mereka. Didirikan pada tahun 1900, Bayern Munich adalah klub
sepak bola ternama di Liga Jerman yang berhasil
mendapatkan 23 gelar nasional dan 15 piala. Bayern Munich juga merupakan klub sepakbola
terbesar ke-4 di dunia dengan penghasilan sebesr
368,4 juta Euro pada 2012 lalu. Bayern Munich memutuskan membangun masjid
mengikuti jejak klub sepak bola Inggris New Castle
United yang menyediakan mushalla di stadion mereka
pada bulan April 2013 lalu. Keputusan beberapa klub sepak bola Eropa ini terjadi
seiring dengan semakin meningkatnya populasi
Muslim di Eropa. Tak hanya itu. Pemain sepak bola
Muslim pun kian marak. Itu belum lagi beberapa
pemain non-Muslim yang beralih memeluk Islam. Semakin banyak orang memahami bahwa kaum
Muslimin wajib mendirikan shalat 5 waktu dalam
sehari. Dan kenyamanan menjalankan ibadah sangat
berpengaruh dalam meningkatkan prestasi
seseorang. (Abu Akmal Mubarok / Salam Online)

UNTUK AMAL & DAKWAH, SEBARKAN TULISAN
INI!!

Resensi Buku : Yahudi Gagal Membunuh Nabi Isa, Genesis of Zionist-Eramuslim Digest Edisi 6

Resensi Buku : Yahudi Gagal Membunuh Nabi Isa, Genesis of Zionist-Eramuslim Digest Edisi 6.

Berbeda sekali dengan konsep keimanan seorang
Kristen yang meyakini jika Nabi Isa a.s. atau Yesus
Kristus meninggal karena disalib untuk menebus dosa
umat manusia, maka kitab suci Al-Qur’an yang
dijaga Allah SWT kemurnian dan kesuciannya sampai
dengan hari akhir menyatakan jika yang disalib bukanlah Nabi Isa a.s., melainkan seseorang yang
wajahnya diserupai Isa a.s. Sedangkan Isa a.s. sendiri
diselamatkan Allah SWT dengan diangkatnya ke surga
(QS. An-Nisaa: 157-158). Nabi Isa a.s. diturunkan ke tengah-tengah Bani Israil,
kaumnya Nabi Musa a.s., untuk mengembalikan
mereka ke jalan ketauhidan. Namun kaum Yahudi
yang cenderung kepada kejahatan dan kesesatan,
bahkan banyak melakukan pembunuhan terhadap
para nabi Allah—Nabi Zakaria a.s. dibelah badannya, Nabi Yahya a.s. dipenggal kepalanya, dan sebagainya
seperti yang dimuat dalameramuslim digest edisi 6 “Genesis of Zionism: Jejak Berdarah Kaum Yahudi
Sepanjang Masa (Bagian 1)”—malah menganggap
Nabi Isa a.s. sebagai orang yang harus dibunuh
karena telah menggoyahkan kedudukan istimewa
mereka di tengah masyarakat yang telah berhasil
ditipunya. Para pendeta Yahudi yang tergabung dalam Dewan
Pendeta Sanhendrin membujuk Raja Herodes untuk
melakukan pengejaran terhadap Isa a.s. dan
menangkapnya. Isa a.s. berhasil ditangkap dan
hendak disalibkan. Namun Allah menolong Isa a.s.
dan mengangkatnya ke surga. Dari hadist Nabi Muhammad SAW kita akan mengetahui jika
menjelang akhir zaman, Isa a.s. akan kembali turun
ke bumi di Menara Putih sebuah masjid di Damaskus,
Syiria. Hal pertama yang dilakukan Isa a.s. ketika
turun kembali ke bumi adalah sholat. “Tidak ada seorang nabi pun antara aku dan Isa dan
sesungguhnya ia benar-benar akan turun (dari langit),
apabila kamu telah melihatnya, maka
ketahuilah;bahwa ia adalah seorang laki-laki
berperawakan tubuh sedang, berkulit putih kemerah-
merahan. Ia akan turun dengan memakai dua lapis pakaian yang dicelup dengan warna merah,
kepalanya seakan-akan meneteskan air waulupun ia
tidak basah”. (HR Abu Dawud). “Isa ibn Maryam akan turun di ‘Menara Putih’(Al-
Mannaratul Baidha’) di Timur Damsyik”. (HR
Thabrani dari Aus bin Aus) “Sekelompok dari ummatku akan tetap berperang
dalam dalam kebenaran secara terang-terangan
sampai hari kiamat, sehingga turunlah Isa Ibn
Maryam, maka berkatalah pemimpin mereka (Al-
Mahdi): “ Kemarilah dan imamilah shalat kami”. Ia
menjawab;”Tidak, sesungguhnya sebagian kamu adalah sebagai pemimpin terhadap sebagian yang
lain, sebagai suatu kemuliaan yang diberikan Allah
kepada ummat ini (ummat Islam)”. (HR Muslim &
Ahmad). “Tiba-tiba Isa sudah berada di antara mereka dan
dikumandangkanlah shalat, maka dikatakan
kepadanya, majulah kamu (menjadi imam shalat)
wahai ruh Allah.” Ia menjawab:”Hendaklah yang
maju itu pemimpin kamu dan hendaklah ia yang
mengimami shalat kamu”. (HR Muslim & Ahmad). Hal pertama yang dilakukan Nabi Isa setelah turun
dari langit adalah menuaikan shalat sebagaimana
yang dijelaskan oleh hadist-hadist di atas. Nabi Isa
akan menjadi makmum dalam shalat yang di imami
oleh Imam Mahdi. Kedatangan Nabi Isa akan didahului
oleh kondisi dunia yang dipenuhi kedzaliman, kesengsaraan dan peperangan besar yang
melibatkan seluruh penduduk dunia. Setelah itu
kemunculan Imam Mahdi yang akan menyelamatkan
kaum muslimin, kemudian kemunculan dajjal yang
akan berusaha membunuh Imam Mahdi, setelah dajjal
menyebarkan fitnahnya selama 40 hari, maka Nabi Isa akan diturunkan dari langit untuk menumpas
dajjal. Turunnya nabi Isa ke bumi mempunyai misi
menyelamatkan manusia dari fitnah Dajjal dan
membersihkan segala penyimpangan agama, ia akan
bekerjasama dengan Imam Mahdi memberantas
semua musuh-musuh Allah. Dikisahkan setelah Isa as. selesaikan menunaikan
shalat, ia berkata, “Keluarlah kamu (pasukan kaum
muslimin) semua bersama kami untuk menghadapi
musuh Allah, yaitu dajjal.” Lalu mereka pun keluar,
kemudian Ia (Isa) dilihat oleh dajjal si laknat yang
baru saja mendakwa kepada manusia, bahwa ia adalah raja yang mendapat petunjuk dan pemimpin
yang jenius serta bijaksana, bahkan mengaku sebagai
Tuhan Yang Maha Tinggi. Begitu ‘Isa dilihat oleh
dajjal, dajjal pun meleleh seperti garam yang meleleh
di di air. Kemudian dajjal kabur, tetapi ia dihadang
oleh Isa di pintu kota Lud di Palestina. Sekiranya Isa membiarkan saja hal ini maka dajjal akan hancur
seperti garam dalam air, akan tetapi Isa berkata
kepadanya, “Sesungguhnya aku berhak untuk
menghajar kamu dengan satu pukulan.” Lalu Isa as.
menombak dan membunuhnya, maka Isa as.
memperlihatkan kepada semua orang darah dajjal di tombaknya. Maka tahu dan sadarlah para pengikut
dajjal dari kalangan Yahudi, bahwa dajjal bukanlah
Allah. Jika benar apa yang didakwakan dajjal(dajjal
mengaku sebagai tuhan) tentulah dajjal tidak akan
dapat dibunuh oleh Nabi ‘Isa. Ketika itu Nabi Isa a.s. menyeru kepada umat Kristiani
untuk mengucapkan kalimat tauhid, kembali kepada
jalan yang haq seperti apa yang telah
disampaikannya ribuan tahun lalu sebelum agama
Nasrani dirusak oleh tangan Yahudi bernama Paulus
dari Tarsus. Menurut suatu riwayat Nabi Isa, setelah turun dari
langit akan menetap dibumi sampai wafatnya selama
40 tahun. Ia akan memimpin dengan penuh keadilan,
sebagaimana yang diceritakan dalam hadist berikut:
“Demi yang diriku berada ditangannya,
sesungguhnya Ibn Maryam hampir akan turun di tengah-tengah kamu sebagai pemimpin yang adil,
maka ia akan menghancurkan salib, membunuh babi,
menolak upeti, melimpahkan harta sehingga tidak
seorangpun yang mau menerima pemberian dan
sehingga satu kali sujud lebih baik dari dunia dan
segala isinya” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Nasa’I, Ibn Majah dari Abi Hurairah). Juga dkisahkan bahwa Nabi Isa akan melaksanakan
haji: ”Demi Dzat yang diriku berada ditanganya,
sesungguhnya Ibn Maryam akan mengucapkan tahlil
dengan berjalan kaki untuk melaksanakan haji atau
umrah atau kedua-duanya dengan serentak”.(HR
Ahmad & Muslim dari Abi Hurairah). Nabi Isa a.s. akan meninggal setelah membunuh
dajjal, menjadi pemimpin yang adil, dan
membenarkan risallah yang dibawa Rasulullah
Muhammad SAW di akhir zaman. Hanya saja kita tidak
mengetahui kapan dan bilamana ini semua akan
terjadi, karena Yahudi Talmudian terus-menerus bekerja siang-malam untuk menyesatkan umat
manusia dari jalan kebenaran dengan membuat
berita-berita palsu. Majalah eramuslim digest edisi 6 “Genesis of Zionism” (Bagian 1) memuat kisah tentang lahirnya
Bani Israil dan kedurhakaan serta kejahatan mereka
terhadap para Nabi Allah, hingga peran mereka
dalam episode awal Perang Salib. Edisi 6 ini akan
berlanjut sebagai satu kesatuan di eramusim digest edisi 7 “Genesis of Zionism” (Bagian 2) yang mengupas kejahatan-kejahatan, jejak berdarah
Yahudi sepanjang sejarah, dari masa Perang Salib,
penguasaan mereka atas Inggris dan Perancis juga
seluruh Eropa, pembentukan gerakan Zionis
Internasional, penghancuran khilafah Islam Turki
Utsmani, Perang Dunia I dan II, aktor di belakang kekejaman Nazi, sejumlah pembantaian terhadap
rakyat Palestina, hingga konspirasi mereka di hari ini.
Juga Anda bisa simak keyakinan Yahudi Talmudian
tentang hari akhir dan apa saja syarat-syaratnya
sebelum mereka akan meruntuhkan Masjidil Aqsha
dan mendirikan kembali Haikal Sulaiman ketiga di atas puing-puingnya. Jangan lewatkan sajian-sajian kami di eramuslim
digest, cepatlah berlangganan sebelum kehabisan! Ingin membaca lebih lanjut…silahkan memesan dan
memiliki buku tersebut… No ISBN : 9-771978-509703 Isi : 125 Halaman (Full Color) Ukuran : 17,5 x 25,5 cm Penerbit : Eramuslim Berat : 350 gr Harga : Rp. 40.000 (di luar ongkir) Pembelian lebih dari 10 eksemplar : Harga satuan
menjadi Rp 30.000,- (di luar ongkir) Untuk pemesanan hubungi atau sms/email dengan
dituliskan nama, alamat dan jumlah pemesanan
ke: 085811922988 email : marketing@eramuslim.com

INTIFADAH PARA HACKER

“Selamat datang di Intifadah Hacker”. Ini pesan dari ribuan hacker dunia yang menyerang sebagian besar situs elektronik entitas zionis di jaringan internet. Mereka berhasil membobol situs-situs internet pemerintahan dan ribuan akun di Facebook dan Twitter. Sejak awal April mereka mengumumkan akan menjadikan tanggal 7 April sebagai hari perlawanan elektronik untuk menghapus Israel dari jaringan internet. Israel pun bersiap-siap mengadapinya sebagai target serangan. Di malam hari 7 April, Israel benar-benar hilang dari dunia. Di hari yang sama, tahun 1969 adalah lahirnya jaringan internet secara simbolik. Ribuan akun Israel di Facebook berhasil dibobol para hacker, disamping situs-situs pemerintah termasuk situs situs Mossad, Kementerian Perdagangan dan Kepresidenan. Bahkan situs PM Bejamen Netenyahu juga terbobol. Situs biro eksodus Yahudi pusat, situs- situs mahkamah-mahkamah dan bursa saham perdagangan juga tak luput dari serangan hacker. Sebagian besar halaman web yang berhasil dibobol muncul gambar tawanan Palestina Samir Isawi yang mogok makan sejak 260 hari lalu disamping jargon yang menenegaskan pembebasan Palestina dan seruan menghapus Israel dari peta internet. Ini menyentak, sebab kepala Dinas Cyber dan Informasi Israel Ronne Becker dengan mengangkat kedua tangannya mengatakan, “Kami tak bisa berbuat apa-apa, kecuali hanya menyaksikan pertempuran ini”. Sebab, Israel hanya bisa menyerang situs bantuan medis Palestina dan sebagian situs internet di Pakistan dan Turki. Sebab serangan ini melibatkan ratusan ribu hacker yang memiliki kepudlian terhadap Palestina. Kenapa Israel tidak siap menghadapi hari ini agar bisa
menggagalkan serangan cyber? Kemungkinan besar, mereka tidak merespon ini dengan serius. Mereka meyakini bahwa para pengancam tidak akan bisa. Demikian lah zionis, mereka selalu berfikir rasis sok paling hebat. Mereka tidak percaya orang pemuda Arab bisa melumpuhkan elektroni Israel. Inilah pengalaman baru dimana Israel harus membuang teori keamanannya yang selama ini dianggap paling dikdaya. Bahkan dalam hitungan detik, dunia bisa mengapus Israel dari peta internet. Mereka tidak berdaya menghadapi pemuda Arab yang menentang dan melawan politik Israel. Intifadah Hacker ini dilakukan pada saat memperingati syahidnya pimpinan Palestina asal Al- Quds, Abdul Qadir Al-Husaini dalam perpetempuran Qastal malam tanggal 8 April 1948. Saat itu, bersama pasukan bersenjata Palestina, Al-Husaini bertempur melawan zionis sampai gugur syahid. Sebelum meninggal, Al-Husaini mengirim memo kepada Sekjen Liga Arab yang isinya “Saya bebankan kepada kalian tanggungjawab setelah kalian tinggalkan pasukanku tanpa senjata memenangkan pertempuran”. Jika Al-Husaini masih ada, apa kira-kira yang dia tulis? Serangan elektronik hacker Palestina, Arab dan dunia terhadap sejumlah situs lembaga ekonomi, sosial, politik dan keamanan milik penjajah zionis merupakan hal penting dan efektif sebagai salah satu bentuk perlawanan terhadap entitas penjajah. Entitas yang mengeksplorasi besar-besaran dalam merampas dan mengeruk sumber daya manusia dan alam serta melecehkan bangsa Palestina. Karena, penjajah ini berfariasi dalam melakukan kekerasan dan represif, maka perlawanan juga harus mengembangkan perlawanannya. Mereka pun memanfaatkan perkembangan dan kemajuan teknologi yang besar ini. Capaian ini membuktikan umat ini sangat potensial. Mereka memiliki perangkat-perangkat kemuliaan dan harga diri. Mereka bisa berbuat dan berpengaruh. Kita bisa membuang baju kehinaan di hadapan penjajah dan maju dalam peradaban. Perlawanan elektronik membuktikan bahwa Israel sangat lemah, kekuatannya yang didasarkan kepada kekerasan dan terorisme sangat rapuh. Mereka sangat mungkin menerima kekalahan. Berikut ada sejumlah peristiwa kekalahan mereka yang tercatat dalam sejarah; tahun 1968 kalah dalam pertempuran Al-Karamah, kelakahan Israel dalam perang Oktober tahun 1973, kelahan Israel lebih dari sekali di Libanon, kelalahan mereka dalam pertempuran Al-Furqan tahun 2008, kekalahan mereka dalam kesepakatan “Wafa Ahrar” (pertukaran pembebasan 1027 tawanan dengan 1 serdadu Israel), kekalahan mereka dalam pertempuran Hijaratussijjil tahun 2012, dan kini mereka kalah dalam pertempuran elektronik. Ini adalah lompatan besar dalam perlawanan membebaskan Palestina. Kemenangan itu sangat mungkin diwujudkan, tanpa mendramatisir atau berlebihan dalam optimism karena itu sesuatu yang riil. (bsyr) Dr. Hasan Abu Hasyisy/Amjad Arrar

Disappointing French ruling on Veolia still paves way for suing occupation profiteers Adri Nieuwhof, Jeff Handmaker and Daniel Machover The Electronic Intifada 7 May 2013 Israel’s light rail project violates international law because it is designed to serve illegal settlements. (Issam Rimawi / APA images ) In March, the Versailles Court of Appeals dismissed an appeal in a long-standing dispute between the Association France-Palestine Solidarite (france- palestine.org) and the Palestine Liberation Organization (PLO) against the French corporations Alstom Transport, Alstom and Veolia Transport. The ruling was disappointing in many ways, primarily for refusing to decide the key legal issue as to the companies’ involvement in illegal activities in the occupied West Bank. It is also highly problematic in its interpretation of international legal obligations. However, the court did confirm some important points, most importantly that the PLO can legitimately bring legal actions against companies that violate international humanitarian law, setting a crucial precedent for future actions. The court also confirmed that corporations are valid targets for civil litigation and that the Geneva Conventions and Hague Conventions governing the conduct of war are enforceable in a third-party country’s national court. These points should not be missed by lawyers and the many activists who participate in the global campaign to hold Veolia and Alstom accountable for their roles in a light rail project in occupied East Jerusalem, and other activities that help to embed illegal Israeli settlements on occupied Palestinian land.

In March, the Versailles Court of Appeals dismissed
an appeal in a long-standing dispute between the
Association France-Palestine Solidarite (france- palestine.org) and the Palestine Liberation Organization (PLO) against the French corporations Alstom Transport, Alstom and Veolia Transport. The ruling was disappointing in many ways, primarily
for refusing to decide the key legal issue as to the
companies’ involvement in illegal activities in the
occupied West Bank. It is also highly problematic in its
interpretation of international legal obligations. However, the court did confirm some important
points, most importantly that the PLO can legitimately
bring legal actions against companies that violate international humanitarian law, setting a crucial precedent for future actions. The court also confirmed that corporations are valid
targets for civil litigation and that the Geneva
Conventions and Hague Conventions governing the
conduct of war are enforceable in a third-party
country’s national court. These points should not be
missed by lawyers and the many activists who participate in the global campaign to hold Veolia and Alstom accountable for their roles in a light rail project in occupied East Jerusalem, and other activities that help to embed illegal Israeli settlements on occupied Palestinian land. Misleading report However, the Israeli newspaper Haaretz failed to
report these points in an ill-informed and selective
article published on 28 April (“French court: Jerusalem rail does not violate international law”). The newspaper erroneously claimed that the French
court had ruled that the Jerusalem light rail does not violate international law. The misleading report was based on one paragraph
of the court’s 32-page ruling, and was taken
entirely out of context ( read an unofficial translation of the ruling). In fact, the court did not rule on the illegality of the light rail. The judges did confirm that international treaties such
as the Fourth Geneva Convention and the Hague Regulations of 1907 apply to Israel’s occupation of
the West Bank and Gaza Strip, including East
Jerusalem. However, in a series of confusing,
ambiguous and legally questionable statements, the
judges “considered” that the occupying power
should restore normal public activity in the occupied country, “recognizing” that “the introduction of a
public means of transport” could be conducted by
an occupying power. Astonishingly, in support of these statements, the
judges even referred to “the construction of an
underground railway in occupied Italy” during the
Second World War. These statements ultimately have
little bearing on the remainder of the court’s
judgment. Further, in as far as the court describes the overall duty of an occupier to maintain normal public
life, the points made are uncontroversial. But the
court failed to address whether the Jerusalem light
rail does comply with the scope of such legal
responsibilities on occupying powers. The court did not address the strong legal argument
that the Jerusalem light rail violates international law,
having been designed by the Israeli authorities to
serve the illegal settlements in and around occupied
East Jerusalem, rather than to maintain normal public
life or the infrastructure of the civilians living under Israeli occupation. Normalization of Israel’s crimes It is disturbing that all the French judges who have
adjudicated on this case during its various stages
have failed to address the illegality of the Jerusalem
light rail. There can be no doubt about the light rail’s
role in Israel’s annexation of East Jerusalem. Already in 1980, the Israeli parliament (the Knesset) declared by way of a special law that “Jerusalem,
complete and united, is the capital of Israel.”
Further, on the occasion of the official Jerusalem light
rail contract-signing ceremony on 17 July 2005, then
Prime Minister Ariel Sharon stated that the light rail would “sustain Jerusalem for eternity as the capital
of the Jewish people, the united capital of the State of
Israel.” However, under international law East Jerusalem is
not part of Israel; it was forcibly occupied by Israel in
1967, and remains occupied territory to this day. The
status of East Jerusalem as occupied territory has
been repeatedly affirmed by the United Nations, the International Committee of the Red Cross and the International Court of Justice in its 2004 Advisory Opinion on Israel’s wall in the West Bank before
construction on the light rail had started. UN bodies,
UN officials and the EU have on numerous occasions
called on Israel to end the occupation and to
immediately halt its settlement expansion. In a report published last year Professor Richard Falk, UN Special Rapporteur for the occupied Palestinian
territories, mentions Veolia Environnement as one of
the companies involved in serious violations,
including Veolia’s involvement in the light rail
system (“Situation of human rights in the Palestinian territories occupied since 1967”). Despite the clear legal stance of the international
community, French courts have consistently refused
to apply the law in this case. The French judiciary
failed to seriously address the violations raised by
the Association France-Palestine Solidarite and the
PLO, and implied that the Jerusalem light rail might lawfully fulfill Israel’s obligation to restore normal
public activity in occupied Palestinian territory. This
contributes to a sense of impunity for those who are
complicit in Israeli violations of international law, in
turn normalizing Israel’s crimes. The judges failed to explicitly indicate that the matter
could only be assessed by looking at the whole
picture, which is that the light rail facilitates Israel’s
settlement expansion and strengthens its illegal
annexation of East Jerusalem — acts that have
clearly and repeatedly been declared illegal by the unanimous consensus of the international
community. France now stands accused of complicity in these
serious violations of international humanitarian law,
having failed to abide by the obligations set out in the
2004 Advisory Opinion of the International Court of Justice on Israel’s wall and settlements, which called upon all states not to contribute to the illegal
situation. Victory for PLO The PLO, as the legitimate representative of the
Palestinian people, joined Association France-
Palestine Solidarite in the legal action against Veolia
and Alstom in 2007. Overturning the decisions of the lower courts, the
Versailles court ruled that the PLO does have legal
standing to bring such a case, despite the claim by
Alstom that “it is difficult to establish who actually
represents the Palestinians in the PLO and the
Palestinian Authority.” The court furthermore recognized that corporations
Alstom Transport and Veolia Transport were “real
and serious respondents.” In other words, the court
confirmed that legal actions can be brought against
corporations where their activities are alleged to be
“unlawful and to have damaged its [the PLO’s] interests.” The acknowledgment of the PLO as a party in the
legal proceedings in France has set an important
precedent for legitimately bringing legal actions
against corporations in France and in other countries. French law The Versailles court affirmed that, under French law,
only states which signed the 1949 Geneva
Conventions and 1907 Hague Regulations can be
regarded as being bound to the treaty provisions. It
took a highly conservative position that, under French
law, the provisions contained in international humanitarian law have no direct effect on private
individuals and companies who are not a party to the
conflict. National courts in other countries have made
different findings, declaring non-state actors,
including companies, liable for violations of the
Geneva Conventions. Principles but no obligations The court ruling accepted the pleas of Veolia and
Alstom that they were not bound by their own codes
of ethics or the UN Global Compact, a strategic policy initiative for businesses that are committed to
operating in an ecologically and socially responsible
manner. The compact’s first two principles state that
businesses should support and respect the protection
of international human rights within their spheres of
influence, and make sure they are not complicit in
human rights abuses. The importance of the Global
Compact was explicitly affirmed by UN Special Rapporteur Falk in his 2012 report on the activities of
corporations in the occupied Palestinian territories. But the Versailles court classed these principles as
mere aspirations whose “implementation depends
solely on corporations’ goodwill.” The Global
Compact and the codes of ethics serve as frames of
reference, stated the court, and “they merely
contain recommendations and rules of conduct and do not create obligations or commitments to third
parties who can demand compliance.” The result of this conservative position is that the
Global Compact is not a measure for assessing
companies’ compliance with global standards, but
becomes a shameful excuse for getting around them. Not discouraged The PLO can appeal the Versailles judgment to the
French supreme court (Cour de Cassation), but
regardless of any appeal, no one should think for a
moment that the boycott, divestment and sanctions (BDS) movement is discouraged by the March ruling. While not overlooking the many shortcomings of the
judgment, it does at least make legal history by
confirming that the PLO can bring civil claims against
companies allegedly complicit in Israeli violations of
international humanitarian law and human rights. Furthermore, the BDS movement will bring the
world’s attention to the fact that the court never
actually adjudicated on the question of corporate
complicity with Israeli violations. Guided by all of this — as well as the 2004
International Court of Justice’s advisory opinion,
reports by the UN Special Rapporteur, the analysis of
human rights organizations and international legal
scholars, all of which the Versailles court largely
ignored — the BDS movement will continue to hold governments, companies and other complicit parties
to account for aiding and abetting Israel’s violations
of the rights of the Palestinian people. Adri Nieuwhof, human rights advocate based in
Switzerland. Jeff Handmaker, senior lecturer in law, human rights
and development at the International Institute of
Social Studies (ISS) of Erasmus University in The
Netherlands. Daniel Machover, attorney and co-founder of Lawyers
for Palestinian Human Rights based in Great Britain.

Anonymous Bakal Gelar OpGTMO, Siapa Ikut?

Anonymous menuntut bukti nyata dari Presiden AS
Barack Obama yang berjanji akan menutup penjara
itu. Protes massal menentang keberadaan penjara
Guantanamo itu akan digelar mulai 17 Mei hingga 19
Mei mendatang. Hidayatullah.com—Kelompok peretas Anonymous telah mengumumkan akan menandai 100 hari aksi
mogok makan para tahanan Guantanamo dengan
melancarkan aksi protes selama 3 hari, dan menyeru
publik ikut ambil bagian dalam aksi global mereka
baik di dunia maya maupun di dunia nyata. “Kami menyatakan solidaritas untuk para pelaku
mogok makan di Guantanamo. Kami akan menutup
Guantanamo,” kata Anonymous dalam pernyataan
dikutip Russia Today Selasa (7/5/2013). Kelompok hacktivist itu tidak menyebutkan secara
terperinci bagaimana aksi mereka akan dilakukan.
Namun mereka berjanji akan membombardir pesan di
Twitter, email dan fax. Protes massal menentang
keberadaan penjara Guantanamo itu akan digelar
mulai 17 Mei hingga 19 Mei mendatang. Anonymous menuntut bukti nyata dari Presiden AS
Barack Obama yang berjanji akan menutup penjara
itu. Guantanamo merupakan kamp konsentrasi, kata
Anonymous. Kelompok itu juga mengecam kebijakan pengelola
penjara Guantanamo yang memaksa makan sejumlah
tahanan pelaku mogok makan. Sebagaimana
diketahui, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengecam
tindakan pemberian makan paksa itu dan
menyebutnya sebagai bentuk penyiksaan atas para tahanan yang melanggar hukum internasional. “(Penjara) Teluk Guantanamo harus ditutup segera,
para tahanan harus dipulangkan ke negara asal
mereka atau diadili secara adil di pengadilan federal.
Guantanamo adalah kejahatan perang yang terus
berlangsung. Anonymous tidak lagi akan membiarkan
kekejaman ini,” kata Anonymous. Kelompok peretas itu juga menyoroti biaya mahal
yang dikeluarkan untuk mengelola dan
memenjarakan seorang tahanan di Guantanamo,
yang mencapai USD900.000 pertahanan pertahunnya. Untuk menunjang aksi protes menentang eksistensi
penjara tersebut, Anonymous dalam situsnya
menampilkan nomor-nomor telepon Gedung Putih,
Departemen Pertahanan AS (Pentagon) dan juga
markas militer US Southern Command. Mereka
mengimbau publik untuk membombardir nomor- nomor tersebut dengan panggilan telepon. Para tahanan Guantanamo melakukan mogok makan
sejak awal Februari lalu, menyusul pelecehan yang
dilakukan oleh petugas atas al-Qur`an milik para
tahanan dengan alasan mencari barang selundupan
dari luar yang disembunyikan di dalam kitab suci
tersebut. Para tahanan juga memprotes keberadaan mereka di dalam penjara itu, yang tidak pernah
disidang dengan tuduhan yang jelas dan tidak kunjung
dikeluarkan dari penjara meskipun mereka sudah
dinyatakan bersih dari tuduhan terorisme.*